Friday, December 25, 2015

Menuju SM3T 2014



            Hampir 4 bulan sudah saya meninggalkan tanah pengabdian untuk mendidik generasi muda Indonesia. Saya mengikuti program kemdikbud SM3T selama setahun sejak awal September 2014 sampai 22 Agustus 2015. Saya sudah berniat mengikuti program ini semenjak masih bekerja di SD Islam Raudlatul Jannah, Sidoarjo. Ya, saya sudah bekerja sebelumnya di Sekolah Dasar yang jauh dari tempat tinggal saya di Sukoharjo. Niat ini semakin besar saat melihat tayangan di Coffe Break yang ada di stasiun TVOne yang menceritakan perjuangan SM3T untuk mendidik di daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal. Hal tersebutlah yang membuat saya berjuang untuk lolos seleksi mengikuti program mulia ini.
            Perjuangan untuk mengikuti berbagai macam tahapan seleksi Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal memang tidak mudah. Tahap pertama, peserta mengunggah berbagai macam data diri termasuk scan ijazah dan transkrip nilai. Pemerintah sangat baik hati karena waktu yang diberikan pada tahap ini cukup lama. Saya masih mengajar di Raudlatul Jannah pada waktu itu. Saya mengunggah data diri saat jam istirahat sekolah berlangsung. Koneksi internet yang baik mempermudah saya mengunggah data diri saya sampai ter-submit semua. Saya memasukkan tempat tes tahap ke dua di UNY walaupun saat itu saya masih bekerja di Sidoarjo. Pertimbangannya adalah tes tersebut di lakukan saat liburan bulan Ramadhan dan tentunya saya pulang kerumah.  Alhamdulillah, seleksi tahap pertama pun terlewati.

Print Screen Hasil Seleksi Administrasi


Seleksi tahap kedua adalah tes online. Tes online ini dilaksanakan secara serempak sesuai dengan jadwal yang sudah di berikan. Saya mengikuti tes online pada hari pertama dan sesi pertama yang dilaksanakan pagi hari. Hal yang tidak terduga terjadi. Gangguan koneksi internet menghambat jalannya tes online pada hari pertama. Semua peserta tes pada sesi tersebut di tunda dan diminta tes kembali beberapa hari kemudian. Waktu tes online pun datang. Ada 3 bagian dalam tes online tersebut yaitu kemampuan dasar, potensial akademik, dan kejuruan (sesuai dengan bidang keilmuan). Bentuk tes adalah pilihan ganda. Penilaian tes menggunakan sistem pengurangan. Jawaban benar diberi skor 4, salah menjawab dikurangi 1, dan tidak menjawab skor 0. Nilai tes tidak bisa dilihat saat itu juga namun menunggu pengumuman online pada akun masing-masing. Alhamdulillah, saya pun lolos tes online.
Seleksi tahap ke tiga adalah tes kesehatan dan wawancara. Tes kesehatan yang dilakukan meliputi tes ketajaman mata, buta warna, pengukuran berat dan tinggi badan, kesehatan panca indera, dan tekanan darah. Wawancara di lakukan secara berkelompok sesuai dengan bidang studi kejuruan yang dimiliki. Focus group discussion menjadi pola wawancara yang dipimpin oleh satu dosen penanya dengan beberapa peserta seleksi. Film berdurasi pendek merupakan pembuka dari tahapan seleksi ketiga ini. Peserta akan diberikan pertanyaan seputar kemampuan, kesiapan, dan hal yang akan dilakukan jika sudah sampai tempat tujuan. Salah satu pertanyaan yang membuat saya berpikir  lebih adalah kekhawatiran apa yang saudara pikirkan di tempat tujuan/ daerah 3T. Tidak membutuhkan waktu lama untuk mengikuti sesi wawancara ini karena bertepatan pada hari jumat maka peserta seleksi laki-laki diprioritaskan terlebih dahulu.  Saya pun menunggu pengumuman tahap terakhir ini dengan sabar dan berharap diterima serta di tempatkan di tempat terbaik menurut Allah Subhanahu wata’ala.
Pengumuman hasil seleksi SM3T angkatan IV UNY pun tiba. Saya membuka akun SM3T dari handphoneq dan mendapati hasil seleksi terakhir ini. Alhamdulillah, saya diterima menjadi peserta SM3T angkatan IV UNY dan ditempatkan di kabupaten Pegunungan Bintang. UNY memiliki 5 wilayah kabupaten penempatan SM3T yaitu Gayo Lues, Malinau, Ngada, Alor, Raja Ampat, dan Pegunungan Bintang. Kabupaten Pegunungan Bintang sendiri adalah kabupaten yang relatif baru terletak di timur Papua berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Serentak saya kaget, bersyukur, dan terkejut karena tidak terpikirkan akan ditempatkan di timur Indonesia. Saya mulai membayangkan apa yang terjadi jika saya menjadi manusia minoritas disana.
Para peserta SM3T pun menjalani prakondisi di Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta selama 12 hari dari tanggal 14 sampai dengan 25 Agustus 2014. Prakondisi ini berisi berbagai macam pelatihan yaitu latihan fisik, materi belajar, menejemen diri, pengenalan kebudayaan dan segala sesuatu yang menunjang ketahan malangan selama di lokasi penempatan. 

Pembaca yang baik tulis komentar kalian ya..^_^

No comments:

Post a Comment