Hampir 4 bulan sudah saya
meninggalkan tanah pengabdian untuk mendidik generasi muda Indonesia. Saya
mengikuti program kemdikbud SM3T selama setahun sejak awal September 2014
sampai 22 Agustus 2015. Saya sudah berniat mengikuti program ini semenjak masih
bekerja di SD Islam Raudlatul Jannah, Sidoarjo. Ya, saya sudah bekerja
sebelumnya di Sekolah Dasar yang jauh dari tempat tinggal saya di Sukoharjo.
Niat ini semakin besar saat melihat tayangan di Coffe Break yang ada di stasiun
TVOne yang menceritakan perjuangan SM3T untuk mendidik di daerah Terluar,
Terdepan, dan Tertinggal. Hal tersebutlah yang membuat saya berjuang untuk
lolos seleksi mengikuti program mulia ini.
Perjuangan untuk mengikuti berbagai
macam tahapan seleksi Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan
Tertinggal memang tidak mudah. Tahap pertama, peserta mengunggah berbagai macam
data diri termasuk scan ijazah dan transkrip nilai. Pemerintah sangat
baik hati karena waktu yang diberikan pada tahap ini cukup lama. Saya masih
mengajar di Raudlatul Jannah pada waktu itu. Saya mengunggah data diri saat jam
istirahat sekolah berlangsung. Koneksi internet yang baik mempermudah saya
mengunggah data diri saya sampai ter-submit semua. Saya memasukkan
tempat tes tahap ke dua di UNY walaupun saat itu saya masih bekerja di
Sidoarjo. Pertimbangannya adalah tes tersebut di lakukan saat liburan bulan
Ramadhan dan tentunya saya pulang kerumah.
Alhamdulillah, seleksi tahap pertama pun terlewati.
Seleksi
tahap kedua adalah tes online. Tes online ini dilaksanakan secara serempak
sesuai dengan jadwal yang sudah di berikan. Saya mengikuti tes online pada hari
pertama dan sesi pertama yang dilaksanakan pagi hari. Hal yang tidak terduga
terjadi. Gangguan koneksi internet menghambat jalannya tes online pada hari
pertama. Semua peserta tes pada sesi tersebut di tunda dan diminta tes kembali
beberapa hari kemudian. Waktu tes online pun datang. Ada 3 bagian dalam tes
online tersebut yaitu kemampuan dasar, potensial akademik, dan kejuruan (sesuai
dengan bidang keilmuan). Bentuk tes adalah pilihan ganda. Penilaian tes
menggunakan sistem pengurangan. Jawaban benar diberi skor 4, salah menjawab
dikurangi 1, dan tidak menjawab skor 0. Nilai tes tidak bisa dilihat saat itu
juga namun menunggu pengumuman online pada akun masing-masing. Alhamdulillah,
saya pun lolos tes online.
Seleksi
tahap ke tiga adalah tes kesehatan dan wawancara. Tes kesehatan yang dilakukan
meliputi tes ketajaman mata, buta warna, pengukuran berat dan tinggi badan,
kesehatan panca indera, dan tekanan darah. Wawancara di lakukan secara
berkelompok sesuai dengan bidang studi kejuruan yang dimiliki. Focus group
discussion menjadi pola wawancara yang dipimpin oleh satu dosen penanya
dengan beberapa peserta seleksi. Film berdurasi pendek merupakan pembuka dari
tahapan seleksi ketiga ini. Peserta akan diberikan pertanyaan seputar
kemampuan, kesiapan, dan hal yang akan dilakukan jika sudah sampai tempat
tujuan. Salah satu pertanyaan yang membuat saya berpikir lebih adalah kekhawatiran apa yang saudara
pikirkan di tempat tujuan/ daerah 3T. Tidak membutuhkan waktu lama untuk
mengikuti sesi wawancara ini karena bertepatan pada hari jumat maka peserta
seleksi laki-laki diprioritaskan terlebih dahulu. Saya pun menunggu pengumuman tahap terakhir
ini dengan sabar dan berharap diterima serta di tempatkan di tempat terbaik
menurut Allah Subhanahu wata’ala.
Pengumuman
hasil seleksi SM3T angkatan IV UNY pun tiba. Saya membuka akun SM3T dari
handphoneq dan mendapati hasil seleksi terakhir ini. Alhamdulillah, saya
diterima menjadi peserta SM3T angkatan IV UNY dan ditempatkan di kabupaten
Pegunungan Bintang. UNY memiliki 5 wilayah kabupaten penempatan SM3T yaitu Gayo
Lues, Malinau, Ngada, Alor, Raja Ampat, dan Pegunungan Bintang. Kabupaten
Pegunungan Bintang sendiri adalah kabupaten yang relatif baru terletak di timur
Papua berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Serentak saya kaget, bersyukur,
dan terkejut karena tidak terpikirkan akan ditempatkan di timur Indonesia. Saya
mulai membayangkan apa yang terjadi jika saya menjadi manusia minoritas disana.
Para
peserta SM3T pun menjalani prakondisi di Akademi Angkatan Udara (AAU) di
Yogyakarta selama 12 hari dari tanggal 14 sampai dengan 25 Agustus 2014.
Prakondisi ini berisi berbagai macam pelatihan yaitu latihan fisik, materi
belajar, menejemen diri, pengenalan kebudayaan dan segala sesuatu yang
menunjang ketahan malangan selama di lokasi penempatan.
Pembaca yang baik tulis komentar kalian ya..^_^
Pembaca yang baik tulis komentar kalian ya..^_^
No comments:
Post a Comment